Senin, 29 Agustus 2011

Kebohongan mengenai Natal

KEBOHONGAN NATAL 25 DESEMBER

SEJARAH NATAL

Kata natal berasal dari bahasa Latin yang berarti lahir. Secara istilah Natal berarti upacara yang dilakukan oleh orang Kristen untuk memperingati hari kelahiran Isa Al Masih - yang mereka sebut Tuhan Yesus. 

Peringatan Natal baru tercetus antara tahun 325 - 354 oleh Paus Liberius, yang ditetapkan tanggal 25 Desember, sekaligus menjadi momentum penyembahan Dewa Matahari, yang kadang juga diperingati pada tanggal 6 Januari, 18 Oktober, 28 April atau 18 Mei. Oleh Kaisar Konstantin, tanggal 25 Desember tersebut akhirnya disahkan sebagai kelahiran Yesus (Natal). 

Kelahiran Yesus Menurut Bibel 

Untuk menyibak tabir Natal pada tanggal 25 Desember yang diyakini sebagai Hari Kelahiran Yesus, marilah kita simak apa yang diberitakan oleh Bibel tentang kelahiran Yesus sebagaimana dalam Lukas 2:1:8 dan Matius 2:1, 10, 11 (Markus dan Yohanes tidak menuliskan kisah kelahiran Yesus). 

Lukas 2:1-8: 
Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia.
Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria. Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri.
Demikian juga Yusuf pergi dan kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud-supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya yang sedang mengandung.
Ketika mereka disitu tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya didalam palungan, karena tidak ada tempat yang bagi mereka di rumah penginapan.
Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. 
Jadi, menurut Bibel, Yesus lahir pada masa kekuasaan Kaisar Agustus yang saat itu sedang melaksanakan sensus penduduk (7 M = 579 Romawi). Yusuf, tunangan Maryam Ibu Yesus berasal dari Betlehem, maka mereka bertugas ke sana, dan lahirlah Yesus Betlehem, anak sulung Maria. Maria membungkusnya dengan kain lampin dan membaringkannya dalam palungan (tempat makanan sapi, domba yang terbuat dari kayu). Peristiwa itu terjadi pada malam hari dimana gembala sedang menjaga kawanan ternak mereka di padang rumput. 

Menurut Matius 2:1, 10, 11:
Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman Herodus, datanglah orang-orang Majus dari Timur ke Yerusalem. Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersuka citalah mereka. Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat anak itu bersama Maria, ibunya.
Jadi menurut Matius, Yesus lahir dalam masa pemerintahan raja Herodus yang disebut Herodus Agung yang memerintahkan tahun 37 SM - 4 M (749 Romawi), ditandai dengan bintang-bintang yang terlihat oleh orang-orang Majusi dari Timur. 

Cukup jelas pertentangan kedua Injil tersebut (Lukas 2:1-8 dan Matius 2:1, 10, 11) dalam menjelaskan kelahiran Yesus. Namun begitu keduanya menolak kelahiran Yesus tanggal 25 Desember. Penggambaran kelahiran yang ditandai dengan bintang-bintang di langit dan gembala yang sedang menjaga kawanan domba yang dilepas bebas di padang rumput beratapkan langit dengan bintang-bintangnya yang gemerlapan, menunjukkan kondisi musim panas sehingga gembala berdiam di padang rumput dengan domba-domba mereka pada malam hari untuk menghindari sengatan matahari. Sebab jelas 25 Desember adalah musim dingin. Sedang suhu udara di kawasan Palestina pada bulan Desember itu sangat rendah sehingga salju merupakan hal tidak mustahil. 

Bagi yang memiliki wawasan luas, hati terbuka dan lapang dalam mencari kebenaran, kitab suci Al Qur'an telah memberikan jawaban tentang kelahiran Yesus (Isa alaihissalam). 
"Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (Maryam) bersandar pada pangkal pohon kurma, ia berkata: "Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan". Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: "Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai dibawahmu (untuk minum). Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu". (Surat Maryam: 23-25). 
Jadi menurut Al Qur'an Yesus dilahirkan pada musim panas disaat pohon-pohon kurma berbuah dengan lebatnya. Untuk itu perlu kita cermati pendapat sarjana Kristen Dr. Arthus S. Peak, dalam Commentary on the Bible - seperti dikutip buku Bible dalam Timbangan oleh Soleh A. Nahdi (hal 23) : Yesus lahir dalam bulan Elul (bulan Yahudi), bersamaan dengan bulan: Agustus - September. 

Sementara itu Uskup Barns dalam Rise of Christianity - seperti juga dikutip oleh Soleh A. Nahdi berpendapat sebagai berikut: 
There is, moreover, no authority for the belief than December 25 was the actual birthday of Jesus. If we can give any credence to the bith-story of Luke, with the shepherds keeping watch by night in the fields near Bethlehem, the birth of Jesus did not take place in winter, when the night temperature is so law in the hill country of judea that snow is not uncommon. After much argument our christmas day seems to have been accepted about A.D. 3000. 

(Kepercayaan, bahwa 25 Desember adalah hari lahir Yesus yang pasti tidak ada buktinya. Kalau kita percaya cerita Lukas tentang hari lahir itu dimana gembala-gembala waktu malam menjaga di padang di dekat Behtlehem, maka hari lahir Yesus tentu tidak di musim dingin di saat suhu di negeri pengunungan Yudea amat rendah sekali sehingga salju merupakan hal yang tidak mustahil. Setelah terjadi banyak perbantahan tampaknya hari lahir tersebut diterima penetapannya kira-kira tahun 200 Masehi). 
Pada Tahun Berapa Yesus Lahir? 

Umat Kristen beranggapan bahwa Yesus dilahirkan pada tahun I, karena penanggalan Masehi yang dirancang oleh Dionysius justru dibuat dan disesuaikan dengan tahun kelahiran Yesus. Namun Injil Lukas 2:1 (sudah dikutip sebelumnya) menyatakan Yesus lahir dalam masa pemerintahan Kaisar Agustus, jadi antara tahun 27 Sebelum Masehi - 14 Sesudah Masehi.** Sedangkan Matius 2:1 (juga telah dikutip) menyatakan Yesus lahir dalam masa pemerintahan raja Herodes Agung: tahun 37 Sebelum Masehi - 4 sesudah Masehi. 

Ternyata antara pemahaman yang beredar di kalangan umat Kristen tentang kelahiran Yesus dengan berita yang disampaikan oleh Injil, Lukas maupun Matius, tidaklah menunjukkan suatu kepastian, sehingga ilmuwan-ilmuwan mereka ada yang menyatakan Yesus lahir tahun 8 Sebelum Masehi, tahun 6 Sebelum Masehi, tahun 4 sesudah masehi. Antara lain kita kutip buku tulisan rev. Dr. Charles Franciss Petter, MA., B.D., S.T.M. yang berjudul The Lost Years of Jesus Revealed hal 119 sebagai berikut: 
In the nineteehnt century, when it became evident and was finally admitted that Herod died in the year 4 B.C. and it was recalled that, according to story in Matthew's Gospel (2:16), King Herod, in order to eliminate little Jesus as a possible "King of the Jews", had ordered all infants of two years old and under to be killed, the birth-date of Jesus 0bviously had to be moved back to 4 B at least. Today, scholars prefer 5 to 6 B as the date best accomodating the indonsistent and even cont5radictory traditions, legens, and gospels, although some historians push the date back to 8 and 10 b.C. The problem of the correct dating of Jesus' birth, life, and death has now been raised again (due to several statemensin these Essence Scrolls) along with the related question on the deity. 

(Pada abad ke-19 setelah terbukti dan akhirnya diajui bahwa Herodes telah mati 4 tahun sebelum masehi dan setelah ditetapkan, bahwa menurut cerita Matius (2:16) raja Herodes memerintahkan pembunuhan kanak-kanak umur/dibawah umur dua tahun untuk membinasakan Yesus yang masih bayi yang katanya bakal jadi raja orang-orang Yahudi, maka jelaslah tanggal lahir Yesus harus digeser ke belakang, paling sedikit 4 tahun sebelum masehi. Masa kini para sarjana lebih condong menggeserkan tanggal lahirnya Yesus itu 5 sampai 6 tahun ke belakang tahun Masehi. Kesulitan menentukan tanggal kelahiran Yesus, kehidupannya dan kematiannya terpaksa ditimbulkan kembali karena adanya keterangan-keterangan yang banyak terdapat dalam gulungan-gulungan Essene (yang terdapat di gua Qamran) malah soal-soal yang berhubungan dengan ketuhanannya juga harus dibangkitkan kembali). 

Jadi sampai hari inipun tidak ada kejelasan tahun berapa Yesus dilahirkan. 

Asal usul Perayaan Natal 25 Desember

Perintah untuk menyelenggarakan peringatan Natal tidak ada dalam Bibel dan Yesus tidak pernah memberikan contoh ataupun memerintahkan pada muridnya untuk menyelenggarakan peringatan kelahirannya. 

Perayaan Natal baru masuk dalam ajaran Kristen Katolik pada abad ke 4 M. Dan peringatan inipun berasal dari upacara adat masyarakat penyembah berhala. Dimana kita ketahui bahwa abad ke-1 sampai abad ke-4 M dunia masih dikuasai oleh imperium romawi yang paganis politheisme. 

Ketika Konstantin dan rakyat Romawi menjadi penganut agama Katholik, mereka tidak mampu meninggalkan adat/budaya pagannya, apalagi terhadap pesta rakyat untuk memperingati hari Sunday (sun = matahari; day = hari) yaitu kelahiran Dewa Matahari tanggal 25 Desember. 

Maka supaya agama Katholik bisa diterima dalam kehidupan masyarakat Romawi diadakanlah sinkretisme (perpaduan agama-budaya/penyembahan berhala), dengan cara menyatukan perayaan kelahiran Sun of God (Dewa Matahari) dengan kelahiran Son of God (Anak Tuhan = Yesus). 

Maka pada konsili tahun 325, Konstantin memutuskan dan menetapkan tanggal 25 Desember sebagai hari kelahiran Yesus. Juga diputuskan: Pertama, hari Minggu (Sunday = hari matahari) dijadikan pengganti hari Sabat yang menurut hitungan jatuh pada Sabtu. Kedua, lambang dewa matahari yaitu sinar yang bersilang dijadikan lambang Kristen. Ketiga, membuat patung-patung Yesus, untuk menggantikan patung Dewa Matahari. 

Sesudah Kaisar Konstantin memeluk agama Katolik pada abad ke-4 Masehi, maka rakyat pun beramai-ramai ikut memeluk agama Katholik. Inilah prestasi gemilang hasil proses sinkretisme Kristen oleh Kaisar Konstantin dengan agama paganisme politheisme nenek moyang. 

Demikian asal-usul Christmas atau Natal yang dilestarikan oleh orang-orang Kristen di seluruh dunia sampai sekarang. 

Darimana kepercayaan paganis politheisme mendapat ajaran tentang Dewa Matahari yang diperingati tanggal 25 Desember? 

Mari kita telusuri melalui Bibel maupun sejarah kepercayaan paganis yang dianut oleh bangsa Babilonia kuni di dalam kekuasaan raja Nimrod (Namrud). 

H.W. Armstrong dalam bukunya The Plain Truth About Christmas, Worldwide Church of God, California USA, 1994, menjelaskan: 
Namrud cucu Ham. Anak nabi Nuh adalah pendiri sistem kehidupan masyarakat Babilonia kuno. Nama Nirod dalam bahasa Hebrew (Ibrani) berasal dari kota "Marad" yang artinya: "Dia membangkang atau Murtad" antara lain dengan keberaniannya mengawini ibu kandungnya sendiri bernama "Semiramis". 

Namun usia Namrud tidak sepanjang ibu sekaligus istrinya. Maka setelah Namrud mati Semiramis menyebarkan ajaran, bahwa roh Namrud tetap hidup selamanya, walaupun jasadnya telah mati. Maka dibuatlah olehnya perumpamaan pohon "Evergreen" yang tumbuh dari sebatang kayu mati. 

Maka untuk memperingati kelahirannya dinyatakan bahwa Namrud selalu hadir di pohon Evergreen dan meninggalkan bingkisan yang digantungkan di ranting-ranting pohon itu. Sedangkan kelahiran Namrud dinyatakan tanggal 25 Desember. Inilah asal-usul pohon Natal. 

Lebih lanjut Semiramis dianggap sebagai "Ratu Langit" oleh rakyat Babilonia, kemudian Namrud dipuja sebagai "anak suci dari surga".
Putaran jaman menyatakan bahwa penyembah berhala versi Babilonia ini berubah menjadi "Mesiah palsu", berupa dewa "Ba-al" anak dewa matahari dengan obyek penyembahan "Ibu dan Anak" (Semiramis dan Namrud) yang lahir kembali. Ajaran tersebut menjalar ke negara lain: Di Mesir berupa "Isis dan Osiris", di Asia bernama "Cybele dan Deoius", di Roma disebut "Fortuna dan Yupiter". Bahkan di Yunani, "Kwan Im" di Cina, Jepang, dan Tibet, India, Persia, Afrika, Eropa, dan Meksiko juga ditemukan adat pemujaan terhadap dewa "Madonna" dan lain-lain.  

Dewa-dewa berikut dimitoskan lahir pada tanggal 25 Desember, dilahirkan oleh gadis perawan (tanpa bapak), mengalami kematian (salib) dan dipercaya sebagai Juru Selamat (Penebus Dosa). 

1. Dewa Mithras (Mitra) di Iran, yang juga diyakini dilahirkan dalam sebuah gua dan mempunyai 12 orang murid. Dia juga disebut sebagai Sang Penyelamat, karena ia pun mengalami kematian, dan dikuburkan, tapi bangkit kembali. Kepercayaan ini menjalar hingga Eropa. Konstantin termasuk salah seorang pengagum sekaligus penganut kepercayaan ini. 

2. Apollo, yang terkenal memiliki 12 jasa dan menguasai 12 bintang/planet. 

3. Hercules yang terkenal sebagai pahlawan perang tak tertandingi. 

4. Ba-al yang disembah orang-orang Israel adalah dewa penduduk asli tanah Kana?an yang terkenal juga sebagai dewa kesuburan. 

5. Dewa Ra, sembahan orang-orang Mesir Kuno; kepercayaan ini menyebar hingga ke Romawi dan diperingati secara besar-besar dan dijadikan sebagai pesta rakyat. 

Demikian juga Serapsis, Attis, Isis, Horus,Adonis, Bacchus, Krisna, Osiris, Syamas, Kybele dan lain-lain. Selain itu ada lagi tokoh/pahlawan pada suatu bangsa yang oleh mereka diyakini dilahirkan oleh perawan, antara lain Zrates (Bangsa Persia) dan Fo Hi (Bangsa Cina). Demikian pula pahlawan-pahlawan Helenisme: Agis, Celomenes, Eunus, Solulus, Aristonicus, Tibarius, Grocesus, Yupiter, Minersa, Easter. 

Jadi, konsep bahwa Tuhan itu dilahirkan seorang perawan pada tanggal 25 Desember, disalib/dibunuh kemudian dibangkitkan, sudah ada sejak zaman purba. 

Konsep/dogma agama bahwa yesus adalah anak Tuhan dan bahwa Tuhan mempunyai tiga pribadi, dengan sangat mudahnya diterima oleh kalangan masyarakat Romawi karena mereka telah memiliki konsep itu sebelumnya. Mereka tinggal mengubah nama-nama dewa menjadi Yesus. Maka dengan jujur Paulus mengakui bahwa dogma-dogma tersebut hanyalah kebohongan yang sengaja dibuatnya. Kata
Paulus kepada jemaat di Roma. 
Tetapi jika kebesaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliannya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa ? (Roma 3:7). 
Mengenai kemungkinan terjadinya pendustaan itu. Yesus telah mensinyalir lewat pesannya: 

Jawab Yesus kepada mereka: Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! Sebab banyak orang akan datang dengan memakai namaku dan berkata Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang?. (Matius 24:4-5).  

Pandangan Bibel Tentang Upacara Natal

Untuk mengetahi pandangan Bibel tentang perayaan Natal yang diwarisi dari tradisi paganisme, baiklah kita telaah Yeremia 10:2-4: 
"Beginilah firman Tuhan: "Janganlah biasakan dirimu dengan tingkah langkah bangsa-bangsa, janganlah gentar terhadap tanda-tanda di langit, sekalipun bangsa-bangsa gentar terhadapnya. Sebab yang disegani bangsa-bangsa adalah kesia-siaan. Bukankah berhala itu pohon kayu yang ditebang orang dari hutan, yang dikerjakan dengan pahat oleh tangan tukang kayu? Orang memperindahnya dengan emas dan perak, orang memperkuatnya dengan paku dan palu supaya jangan goyang." 
Demikianlah pandangan Bibel tentang upacara Natal, yaitu melarang orang Kristen mengikuti kebiasaan bangsa-bangsa penyembah berhala. 

Selanjutnya mari kita simak penjelasan dalam Yeremia 10:5:
"Berhala itu sama seperti orang-orangan di kebun mentimun. Tidak dapat berbicara, orang harus mengangkatnya, sebab tidak dapat melangkah. Janganlah takut kepadanya, sebab berhala itu tidak dapat berbuat jahat, dan berbuat baik pun dia tidak dapat." 
Sumber-sumber Kristen yang Menolak Natal 

1. Catholic Encyclopedia, edisi 1911 tentang Chrismas:
"Natal bukanlah upacara gereja yang pertama ... melainkan ia diyakini berasal dari Mesir, perayaan yang diselenggarakan oleh para penyembah berhala dan jatuh pada bulan Januari, kemudian dijadikan hari kelahiran Yesus." 
Dalam buku yang sama, tentang "Natal Day" dinyatakan sebagai berikut: 
"Di dalam kitab suci tidak ada seorangpun yang mengadakan upacara atau menyelenggarakan perayaan untuk merayakan hari kelahiran Yesus. Hanyalah orang-orang kafir saja (seperti Fir'aun dan Herodes) yang berpesta pora merayakan hari kelahirannya ke dunia ini."
2. Encyclopedia Britanica, edisi 1946 menyatakan: 
"Natal bukanlah upacara gereja abad pertama, Yesus Kristus atau para muridnya tidak pernah menyelenggarakannya, dan Bible juga tidak pernah menganjurkannya. Upacara ini diambi oleh gereja dari kepercayaan kafir penyembah berhala.' 
3. Encyclopedia Americana, edisi tahun 1944, menyatakan: 
"Menurut para ahli, pada abad-abad permulaan, Natal tidak pernah dirayakan oleh umat Kristen. Pada umumnya umat Kristen hanya merayakan hari kematian orang-orang terkemuka saja, dan tidak pernah merayakan hari kelahiran orang tersebut". (Perjamuan Suci, yang termaktub dalam kitab Perjanjian Baru hanyalah untuk mengenang kematian Yesus Kristus) ... Perayaan Natal yang dianggap sebagai hari kelahiran Yesus, mulai diresmikan pada abad ke-4 M. Pada abad ke-5 M, Gereja Barat memerintahkan kepada umat Kristen untuk merayakan hari kelahiran Yesus, yang diambil dari hari pesta bangsa Roma yang merayakan hari "Kelahiran Dewa Matahari". Sebab tidak seorangpun mengetahui hari kelahiran Yesus."  
Keterangan:

** Jika kita menerima keterangan Injil Lukas, maka Yesus dilahirkan pada tahun 2 Sebelum Masehi. Hal ini didasarkan pada keterangan Injil Lukas yang menempatkan pembaptisan Yesus pada tahun ke-15 pemerintahan Kaisar Roma Tiberius, dan saat Pontius Pilatus menjadi pejabat gubernur Yudaea (Lukas 3:1), dan bahwa Kaisar Tiberius menggantikan Kaisar Agustus pada tahun 14 Masehi,
* maka Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis pada tahun 29 Masehi, yakni ketika Yesus berumur kira-kira 30 tahun (Lukas 3:23). Ini berarti, Yesus dilahirkan pada tahun 2 Sebelum Masehi. 


Rujukan: 

* A) Josephus F (1998) B) Asimov I (1969) C) Braid W (1971) D) Duncan GB (1971) E) Leon-Dufour X (1983) F) Jerald F. Dirks (2001).     



Wassalaam.

Minggu, 28 Agustus 2011

Keburukan Alkitab Kristen

Keburukan Alkitab (Injil) Kristen.

Kita semua tahu bahwa Injil yang asli adalah Injil yang diturunkan Allah kepada nabi Isa Al Masih (Yesus Kristus), yang isinya mengajarkan untuk menuhankan Allah (Tauhid) dan tidak mengajarkan untuk menuhankan Yesus, tapi Injil itu sudah hilang dan tidak ada lagi, sedangkan Injil –injil (gospels) yang ada sekarang ini yaitu : Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas dan Injil Yohanes semuanya adalah Injil-Injil palsu yang disahihkan oleh para pemuka agama Kristen (gereja), yang isinya bertolak-belakang dengan Injil Allah yang telah hilang tersebut.

Bahkan Alkitab Bible yang ada sekarang pun adalah Alkitab palsu yang naskah aslinya telah hilang. Pendeta (Rev.) David J. Fant, New York Bible Society berkata : Naskah Asli Alkitab (Bible) Telah Hilang :
“The question naturally arises, do any of the original manuscripts of the Bible still exist? The answer is No. The original manuscripts were on papyrus and other perishable materials and have long since disappeared” (Rev. David J. Fant, Simple Helps and Visual Aids to Understanding The Bible, hlm. 6).
(Persoalan yang biasanya ditanya, apakah naskah-naskah asli Alkitab bible masih ada sehingga kini? Jawabannya tidak. Naskah-naskah asli di atas papirus dan bahan-bahan lain yang mudah rusak semuanya telah lama hilang).

Hal senada juga diucapkan oleh Stefan Leks, pakar bibliologi Katolik: Teks asli Alkitab (Bible), Memang Tidak Ada :
“Salah satu pertanyaan dasariah yang sering kali dikemukakan para pembaca Kitab Suci (Alkitab Bible) menyangkut teksnya sendiri adalah: sejauh manakah teks itu pasti? Jangan-jangan teks itu sudah diubah dan dimanipulasikan. Jangan-jangan ada teks-teks yang disingkirkan oleh pihak tertentu, dan sebagainya.”


“Di seluruh dunia tidak usah dicari teks asli Alkitab, sebab teks itu memang tidak ada. Yang kita miliki sekarang ialah salinan dari salinan-salinan terdahulu, dan diantara bermacam-macam salinan yang kita miliki itu TERDAPAT CUKUP BANYAK PERBEDAAN. Perjanjian Lama berisikan teks-teks yang dibuat oleh bangsa Israel. Penyusunannya meliputi beberapa abad lamanya. Hampir semua teks itu dituliskan dalam bahasa Ibrani kuno, sedangkan beberapa bagiannya dituliskan dalam bahasa Aram, bahkan dalam bahasa Yunani. Perjanjian Baru berisikan teks-teks dalam bahasa Yunani (koine) yang pada abad pertama menjadi bahasa internasional Kristen. Proses penyusunannya meliputi beberapa puluh tahun” (Stefan Leks, Inspirasi dan Kanon Kitab Suci, Kanisius, Yogyakarta 1992, hal. 73-74).


Karena Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas dan Injil Yohanes semuanya adalah Injil-injil palsu dan bukan wahyu dari Tuhan melainkan hanya karangan manusia, maka tentu saja di dalam Injil-injil tersebut terdapat banyak kesalahan dan pertentangan (kontradiksi).


Hal itu diungkap oleh Dr. A. Powel Davies :
“The first three, or Sypnoptic Gospels tell much same story. There are discrepancies; but it is impossible to a considerable extent to reconcile them. John’s Gospel, however, tells quit a different story from the other three. If John is right, then the other three are wrong; If the Synoptic are right, the John’s Gospel must surely be in error” (The meaning of the Dead Sea Scrolls The New American Library, 1961, hlm. 106).
(Tiga injil pertama, yaitu Injil Synoptic, membawakan cerita yang sama. Terdapat pertentangan-pertentangan di dalamnya, sehingga tidaklah mungkin sedemikian jauh untuk mendamaikan ayat-ayat ini. Namun Injil Yohanes menceritakan cerita-cerita yang amat berbeda dari ketiga Injil pertama itu. Bila Injil Yohanes yang betul, maka ketiga Injil yang lain itu salah; bila ketiga Injil itu betul, maka Injil Yohanes yang pasti salah).


Begitu pula yang dikatakan oleh Pendeta Dr. R. Soedarmo (pendeta di gereja kristen jawa Salatiga, dosen di sekolah Tinggi Teologi Jakarta, dosen Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, anggota Badan Pengurus Dewan Gereja Indonesia, ketua seksi Perjanjian Lama LAI, dan lain2): Alkitab mungkin sekali ada kesalahan :
“Dengan pandangan bahwa ALKITAB HANYA CATATAN SAJA DARI ORANG, maka diakui juga bahwa di dalam kitab suci mungkin sekali ada kesalahan. Oleh karena itu Alkitab dengan bentuk sekarang MASIH DAPAT DIPERBAIKI” (Ikhtisar Dogmatika BPK Jakarta, 1965, hlm. 47). “Di dalam perjanjian Baru pun ada kitab-kitab yang DIRAGUKAN antara lain surat Wahyu dan Yakobus yang disebut surat Jeram” (Ikhtisar Dogmatika, hlm. 49).


Mengapa Alkitab Bible harus terus diperbaiki dan diedit ? Karena Alkitab Bible banyak memiliki kesalahan-kesalahan. Karena Alkitab Bible adalah KARANGAN MANUSIA-MANUSIA.


Mari kita dengar ucapan dari Dr. G. C. Van Niftrik dan Dr. B. J. Bolland:
Alkitab khilaf :
“Kita tidak usah malu-malu, bahwa TERDAPAT BERBAGAI KEKHILAFAN DI DALAM ALKITAB; kekhilafan-kekhilafan tentang angka-angka perhitungan; tahun dan fakta. Dan tak perlu kita pertanggungkan kekhilafan-kekhilafan itu pada caranya, isi Alkitab telah disampaikan kepada kita, sehingga kita akan dapat berkata: “Dalam naskah aslinya tentu tidak terdapat kesalahan-kesalahan, tetapi kekhilafan itu barulah kemudian terjadi di dalam turunan naskah itu. Isi Alkitab juga dalam bentuknya yang asli, telah datang kepada kita dengan perantaraan manusia” (Dogmatika Masa Kini, BPK Jakarta, 1967, hal 298).


Pernyataan diatas juga menyebutkan bahwa Alkitab yang ada sekarang adalah Alkitab palsu (bukan Alkitab dalam naskah aslinya)  yang memiliki banyak kesalahan. Lalu, kenapa Alkitab palsu dijadikan sebagai Kitab Suci ?


Berikut ini adalah komentar-komentar dari para pemuka agama Kristen lainnya yang mengakui keburukan Alkitab Bible :


Dr. B.J. Bolland: Kitab Daniel adalah Karangan Buta :
Bolland dalam bukunya Kunci Kitab Daniel halaman 5-12 mengatakan bahwa Kitab Daniel milik Protestan yang terdiri dari 12 pasal, pasal 1-6 adalah “Karangan Buta (Anonim), “ sedangkan pasal 7-12 disebut sebagai “karangan Samaran (Pseudinim).”


Drs. M. E. Duyverman: Kesalahan pada Penyalinan Alkitab :
“Ada kalanya penyalin tersentuh pada kesalahan dalam naskah asli yang dipergunakannya, lalu kesalahan itu diperbaikinya, padahal perbaikan itu sering mengakibatkan perbedaan yang lebih besar dengan yg sungguh asli. Dan kira - kira penyelidikan dan penyesuaian salinan - salinan; agaknya terdorong oleh perbedaan yg sudah terlalu besar di antara salinan - salinan yang dipergunakan dengan resmi dalam gereja” (Pembimbing ke dalam Perjanjian Baru, 1966, hal. 24-25).


Dr. Walter Lempp: Pandangan Alkitab Kejadian 1 Sudah Ketinggalan Zaman :
“Susunan semesta alam yang diuraikan dalam Kitab Kejadian 1 tidak dapat dibenarkan lagi oleh ilmu pengetahuan modern” (Tafsiran Kejadian, hal. 58).
“Pandangan Kejadian 1 dan seluruh Alkitab tentang susunan semesta alam adalah berdasarkan ilmu kosmografi bangsa Babel. Pandangan itu sudah ketinggalan jaman” (Tafsiran Kejadian, hal. 65).


Robert W. Funk, Roy W. Hoover, and The Jesus Seminar: 82 Persen Injil Bukan Ucapan Yesus :
“Eighty-two percent of the words ascribed to Yesus in the Gospels were not actually spoken by him” (Robert W. Funk, Roy W Hoover, and The Jesus Seminar, The Five Gospels, What did Jesus Really Say?, Harper San Francisco, 1997, hlm. 5).
(Delapan puluh dua persen kalimat yang katanya diucapkan Yesus di dalam kitab - kitab Injil sebenarnya tidak pernah diucapkan oleh Yesus).


Dr. M.r. D.C. Mulder:
a. Kitab Taurat dalam Alkitab bukan tulisan Nabi Musa:
“Sampai abad ke- 18 umum diterima oleh kalangan orang Yahudi dan orang Kristen bahwa Pentateuch (Taurat) itu dikarang oleh Nabi Musa sendiri. Hanya tentang Ulangan 34: 5-12 (wafat Musa) kadang kadang diterangkan bahwa bagian itu dikarang oleh Yusak: tetapi terdapat juga keterangan bahwa Musa sendiri menubuatkan hal wafatnya sendiri. Akan tetapi, sejak abad ke-18 tradisi mengenai Musa sebagai pengarang mulai diragukan” (Pembimbing ke Dalam Perjanjian Lama, BPK Jakarta, 1963 hal. 40-41).
b. Kitab Mazmur bukan tulisan Nabi Daud
“Jadi benarkah Daud itu pengarang Mazmur yang 73 jumlahnya? Hal itu belum tentu. Sudah beberapa kali kita menjumpai gejala bahasa orang Israel suka menggolongkan karangan - karangan di bawah nama orang yang termasyhur. Oleh karena itu tentu tidak mustahil pengumpulan - pengumpulan mazmur - mazmur itu (atau orang - orang yang hidup lebih kemudian) memakai nama Daud, karena raja itu termasyhur sebagai pengarang mazmur - mazmur. Dengan lain perkataan, pemakaian nama Daud, Musa, Salomo itu merupakan tradisi kuno, yang patut diperhatikan, tetapi tradisi itu tidak mengikat” (Pembimbing ke Perjanjian Lama, BPK Jakarta, 1963 hal. 205).


M.E. Kemp: Nama penulis Alkitab Sejarah Tidak Diketahui
“Berapa kitabkah yang termasuk dalam Kitab Sejarah dan apakah nama kitab - kitab itu? Kitab - kitab sejarah ada 12 kitab, yaitu: Yosua, Hakim-hakim, Rut, 1 Samuel, 2 Samuel, 1 Raja-raja, 2 Raja-raja, 1 Tawarikh, 2 Tawarikh, Ezra, Nehemia dan Ester.
Siapakah penulis kitab - kitab Sejarah itu? Nama penulis kitab - kitab sejarah itu tidak diketahui dengan pasti, kecuali kitab Nehemia yang ditulis oleh Nehemia sendiri” (M.E. Kemp, Bible Questions and Answers (edisi Indonesia: Tanya Jawab Alkitab), Yayasan Kalam Hidup, Bandung, cet. Ke-14, 1994, hal 23).


Dr David L Baker (Teolog kelahiran Inggris, dosen bidang Perjanjian Lama di STT HKBP dan STT Jakarta), mengakui bahwa sebagian isi kitab Pengkhotbah itu negatif:
“Penulis Kitab Pengkhotbah merenungkan maksud kehidupan manusia di dunia yang fana ini dan mengungkapkan perasaannya bahwa segala sesuatu adalah sia - sia. Tidak ada gunanya! Seperti banyak manusia pada masa kini dia mengalami depresi dan frustasi. Boleh dikatakan dia seorang pesimis.
Kitab Pengkhotbah agak sulit ditafsirkan, karena sebagian isinya sangat negatif, demikian juga sikap penulisnya” (Dr David L Baker, Mari Mengenal Perjanjian Lama: Suatu Pengantar Ringkas, hlm. 94).


Dr.W.Graham Scroggie The Moody Bible Institut Chicago, salah satu lembaga penginjilan yang paling berpengaruh didunia dalam menjawab pertanyaan : Is The Bible Word Of God? (Apakah Bibel Itu Firman Tuhan) pada sub bab bukunya yang berjudul : It is Human, Yet Divine ( Bible bersifat manusiawi, sekaligus bersifat Ilahiyah) halaman 17 mengatakan :

�Yes, the Bible is human, thougt some, out of a zeal which is not according to knowledge, have denied this. Those books have passed through minds of men, are written in the language of men, were penned by the hand of men, and bear in the style the caracteristic of men� ( Ya, Bibel bersifat manusiawi, walaupun beberapa orang telah menyangkalnya, karena kebutaan pengetahuannya. Kitab-kitab tersebut telah berkembang melalui alam pikiran manusia, ditulis oleh tangan manusia dan dalam bahasa manusia, serta menurut gaya yang khas manusiawi).

Tokoh kristen lainnya, Kenneth Cragg , seorang uskup Gereja Anglikan di Yerusalem, dalam bukunya The Call Of Minaret halaman 277 mengatakan: Not so the New Testament...there in condensation and editing: there is choice, reproduction and witness. The Gospel has come through the mind of Church behind the authors. The represent experience and history.� ( tidak demikian halnya dengan kitab perjanjian baru...pada kitab ini terdapat pemenggalan-pemenggalan dan editing, terdapat penyeleksian, reproduksi dan kesaksian. Dengan demikian ajaran injil telah muncul dalam alam pikiran gereja melalui para pengarangnya. Mereka menulis pengalaman dan sejarah).

Dengan bahasa manusia yang paling jelas, kedua doktor ahli teologi ini menyatakan bahwa Bible itu hasil karya (karangan) manusia. Sementara umat Kristen tetap bertahan untuk mengatakan yang sebaliknya.


-------------------------------------------------




Perbedaan Hadits dengan Injil.


Hadits adalah perkataan - perkataan dan perbuatan - perbuatan nabi Muhammad. Ada beberapa kitab hadits yang dinyatakan shahih antara lain : kitab hadits Bukhari (diriwayatkan oleh Imam Bukhari), kitab hadits Muslim (diriwayatkan oleh Imam Muslim), kitab hadits An Nasa’i (diriwayatkan oleh imam Nasa’i), kitab hadits Tirmidzi (diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi).


Sedangkan kitab Injil yang dinyatakan shahih oleh gereja Kristen adalah : kitab injil Matius (diriwayatkan oleh Matius), kitab injil Markus (diriwayatkan oleh Markus), kitab injil Lukas (diriwayatkan oleh Lukas) dan kitab injil Yohanes (diriwayatkan oleh Yohanes).


Kalau injil-injil Matius, Markus , Lukas dan Yohanes, semuanya digabungkan ke dalam Alkitab Bible sedangkan hadits-hadits tidaklah digabung ke dalam Al Quran, karena : Al Quran adalah kalamullah (perkataan Allah) sehingga dinyatakan sebagai kitab suci sedangkan hadits adalah perkataan nabi Muhammad (manusia) sehingga tidak bisa disebut sebagai kitab suci dan hadits tidak boleh digabungkan dengan Al Quran supaya kesucian dan kemurnian Al Quran terjaga. Alasan lainnya adalah karena hadits ditulis (dikompilasi) seratus tahun setelah wafatnya nabi Muhammad (waktu yang cukup lama).


Kalau di dalam Islam ada ilmu hadits untuk menyelidiki apakah sebuah hadits itu benar-benar hadits (perkatan dan perbuatan nabi Muhammad) tetapi di dalam Kristen tidak ada ilmu injil yang menyelidiki apakah suatu injil itu benar-benar perkataan dan perbuatan yesus.



Untuk menyelidiki apakah suatu hadits itu benar-benar perkataan dan perbuatan nabi Muhammad maka ada beberapa metode, antara lain :


Dengan menyelidiki sanadnya, yaitu daftar penyampai hadits, diawali dari nabi Muhammad. Misalnya dari nabi Muhammad ke A, dari A ke B, dari B ke C, dst. Turun temurun antar generasi hingga dikompilasi seratus tahun kemudian setelah wafatnya nabi Muhammad.


Para penyampai hadits tersebut diselidiki akhlaknya (misalnya : apakah orangnya jujur atau suka berdusta, karena jika pendusta maka hadits-hadits yang disampaikannya tentu tidak bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya, apakah dia pernah berzina, meminum minuman keras atau khamer, berjudi, apakah suka menyamar dengan nama lain/palsu, apakah orang tsb fiktif atau nyata, bagaimana keluarganya, dan bagaimana silsilah/nasab keluarganya, apakah orang tersebut memiliki ingatan/daya hafal yang kuat dan bukan pelupa atau pikun, dsb.).


Sedangkan injil-injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes tidak memiliki sanad (daftar penyampai sejak Yesus masih hidup, sehingga tidak dapat diketahui bagaimana akhlak dari masing – masing penyampai tersebut). Bahkan para penulis Injil yaitu Matius, Markus, Lukas dan Yohanes tidak diketahui bagaimana orangnya, silsilah keluarganya, akhlaknya (apakah pernah meminum minuman keras, berzina atau berjudi, apakah jujur atau sebaliknya), dsb. Sehingga injil-injil tersebut tidak bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya (dibuktikan dengan banyaknya kesalahan dan pertentangan di dalam injil-injil tsb).


Yang lebih mengagetkan adalah : bahwa semua injil tersebut ternyata DIBUKUKAN EMPAT RATUS TAHUN SESUDAH YESUS (SELISIH WAKTU YANG SANGAT LAMA), sehingga menjadi wajar jika isinya dipenuhi oleh dongeng – dongeng, mitos – mitos, dan kebohongan – kebohongan  yang diceritakan oleh orang – orang terdahulu secara lintas generasi, sehingga tidak dapat dijamin kebenarannya.


Selain dengan menyelidiki sanadnya, untuk mengetahui apakah suatu hadits itu shahih atau palsu adalah dengan melihat apakah hadits tersebut bertentangan dengan Al Quran dan/atau akal. Karena jika hadits itu bertentangan dengan Al Quran atau akal niscaya hadits itu adalah hadits palsu dan harus ditolak.

------------------------------------------------------------------

Nabi Muhammad adalah seorang rasul sehingga diturunkan kepadanya wahyu (perkataan Tuhan), yaitu Al Quran.

Al Quran adalah kumpulan perkataan Allah kepada Nabi Muhammad.

Paulus adalah pendusta yang mengaku sebagai rasul dan mengaku pula telah diturunkan kepadanya wahyu (perkataan Tuhan) yang kemudian ditulisnya dan dihimpun menjadi kitab suci Kristen (surat-surat yang ditulis Paulus menjadi bagian dari Alkitab dan menurut Paulus, surat-surat yang ditulisnya itu seluruhnya adalah wahyu atau perkataan Tuhan, meskipun jika dilihat dari gaya bahasanya akan nampak bahwa surat-surat itu hanyalah merupakan perkataannya/karangannya sendiri, bukan perkataan Tuhan).

Nabi Muhammad adalah seorang yang hafal Al Quran, sedangkan Paulus bukanlah orang yang hafal Alkitab dan tidak pula hafal dengan surat-surat yang ditulisnya sendiri.




(Tulisan diatas adalah untuk dicetak sebanyak - banyaknya dan disebar – luaskan sebagai informasi bagi umat).